Cerita Rakyat Sumatera Barat - Sabai Nan Aluih
Di suatu tempat di daerah Padang hiduplah sepasang
suami istri dan kedua anaknya. Sepasang suami istri itu adalah Rajo Babanding
dan Sadun Saribai. Mereka mempunyai anak laki-laki dan perempuan yang bernama
Mangkutak Alam dan Sabai Nan Aluih. Kedua anak ini mempunyai sifat yang
berbeda. Sabai seringkali membantu ibunya di rumah, sedangkan Mangkutak
seringkali bermain layang-layang hingga kulitnya berwarna hitam karena sinar
matahari. Berbeda dengan penampilan adiknya, Sabai mempunyai paras yang cantik
dan rupawan. Bahkan kecantikannya diketahui oleh semua orang, termasuk Raja Nan
Panjang. Raja Nan Panjangan adalah seorang yang sangat disegani di kampung
Situjuh. Raja Nan Panjang mengirimkan pengawalnya ke rumah Raja Babanding untuk
melamar Sabai Nan Aluih.
Namun, lamaran itu ditolak dan Raja Babanding bahkan
menantang Raja Nan Panjang untuk bertarung. Raja Nan Panjang pun menerima
tantangan itu. Ia pun datang dengan pengawalnya dan perkelahian pun
berlangsung. Perkelahian itu rupanya berlangsung lama, namun para pengawal
telah tumbang lebih dulu. Raja Babanding dan Raja Nan Panjang masih terus
berkelahi sampai akhirnya Raja Babanding terkena peluru oleh salah satu
pengawal dari Raja Nan Panjang yang muncul secara tiba-tiba dari semak-semak.
Raja Babanding pun tergeletak dan tak bergerak Kejadian ini dilihat oleh
seorang gembala. Gembala ini kemudian pergi ke rumah Raja Babanding untuk
memberitahukan kejadian tersebut kepada keluarga Raja Babanding. Sesampainya di
rumah Raja Babanding, gembala itu bertemu dengan Sabai dan memberitahu kejadian
itu.Sabai pun berlari ke tempat kejadian. Di tengah jalan, Sabai bertemu dengan
Raja Nan Panjang dan pengawalnya. Sabai bertanya tentang kecurangan Raja Nan
Panjang, tetapi Raja Nan Panjang hanya tertawa seakan-akan mengejek kematian
Raja Babanding.
Sabai pun tidak bisa menahan amarahnya. Saat itu jua Sabai
langsung menarik pelatuk senapan yang ia bawa dari rumah. Peluru mengenai dada
Raja Nan Panjang dan ia langsung terjatuh dari kuda.Pengawal Raja Nan Panjang
pun langsung berlari.Sabai pun berlari menuju tempat ayahnya.Ia sangat sedih
ketika mengetahui bahwa ayahnya sudah tidak bernyawa lagi.
Sumber : Wikipedia
0 komentar:
Posting Komentar